Jakarta – Menjalani pernikahan dengan Sang Suami selama 9 Tahun, Fitri Carlina belum diberikan keturunan. Namun begitu, sepanjang pernikahannya, Fitri dan Hendra, suami Fitri yang berprofesi sebagai pilot, tidak pernah putus asa untuk berusaha mendapatkan keturunan. Salah satunya dengan melakukan pengobatan ke berbagai negara.
“Kami pernah berobat ke Singapura, terus dokternya bilang. Kalian ini orang Indonesia tapi lifestylenya seperti orang Singapura, karena kami sering bepergian”, ujarnya dalam Kanal Youtube Maia Al El Dul. Kemudian wanita kelahiran 29 Mei 36 tahun lalu ini sempai mengalami mental breakdown, hal tersebut membuat Fitri mengalihkan perhatiannya pada hal lain diluar momongan, diantaranya mencari kesibukan yang bermanfaaat, “mental aku down, jadi ya aku tetep beraktivitas deh. Sekarang malahan kakak-kakak aku sama orangtua juga bilang, udah ngga usah dipikirin. Jangan dijadikan beban, karna biasanya pas udah ngga jadi beban malah dikasih.”
Lebih lanjut Fitri juga menceritakan perihal dirinya sempat mengalami depresi yang cukup parah saat melakukan program kehamilan. “Aku sempet depresi saat program momongan. Aku mulai program itu dari tahun 2016, mulai dari obat-obatan sampai ke inseminasi. Nah sampai ke tahap inseminasi ini, malah kesehatan aku ngedrop. Karna aku termasuk alergi hormon yang malah bikin aku deg-degan, pusing, macem-macem lah efeknya. Aku juga nyoba program ke Luar Negeri, tapi memang belum di kasih”, tutur Fitri berusaha tegar.
Selain alergi hormon, hal yang membuat penyanyi yang dikenal melalui lagu SMS ini adalah tekanan yang dirasakannya dari berbagai pihak. “Aku merasa ada tekanan dari temen, dari pihak keluarga juga , netizen yang sampai bilang aku mandul dan lain-lain, yang bikin mental aku down, terus bikin aku depresi berat,” ujar Fitri sedih sambil meneteskan airmata.
Lebih lanjut, efek dari pertanyaan “mengapa belum mempunyai momongan”, bahkan membuat adik dari Lilis Karlina itu depresi berat hingga memutuskan ingin mengakhiri hidupnya. Dengan kondisi tersebut, Fitripun sampai harus berobat ke Psikolog. “Kalau pas depresi gitu, aku bilang Ya Allah panggil aku aja udah, aku ngga kuat (ingin bunuh diri). Alhamdulillah besoknya aku masih bangun (hidup), rupanya Allah masih aku kesempatan hidup lagi sampai akhirnya aku berobat ke Psikolog untuk memperbaiki kesehatan mental aku,” tutur Fitri sedih.
Namun Fitri bersyukur memiliki suami yang mengerti dirinya, walaupun mereka belum dikasih keturunan. “Alhamdulillah suami ikhlas, tidak mengeluh,” ujar Fitri sembari bersyukur.
Namun ternyata meskipun sang suami sangat mendukungnya dan ikhlas dengan kondisi mereka, Fitri ternyata sempat melontarkan kata-kata bahwa dirinya siap di poligami. “Aku sempat minta Mas Hendra untuk nikah lagi. Terus dia bilang, kamu tuh ngga boleh ngomong begitu. Soalnya aku merasa belum menjadi istri yang sempurna”, lanjut Fitri. Hal ini dikarenakan dirinya mengingat betapa beratnya memperjuangkan cinta mereka dahulu. “Bertahun-tahun aku jalanin sama dia, terhalang restu orang tua pun (dulu) aku tetap berjuang. Waktu aku udah nikah, orangtuaku belum ikhlas. Seiring berjalannya waktu saat orangtua sudah ikhlas. Aku ingin punya momongan kok belum dikasih ya”, tutur Fitri.
Disamping itu, posisi sang suami merupakan anak pertama, membuat beban mental tersendiri bagi Fitri, “apalagi Mas Hendra itu anak pertama dari keluarganya, udah pasti kan tuntutannya lebih ya. Jadi aku merasa beban ku tuh berat sekali. Makanya aku bilang ke suami, kalau kamu mau cepet punya momongan ya sudah tak apa kalau mau menikah lagi”. Fitri kemudian melanjutkan seraya berkaca-kaca, “saat itu bilang gitu, namanya orang lagi depresi ya. Kalau dibilang siap di poligami sih, ya siapa yang siap ya. Alhamdulillah suami bertahan sama aku, yang membuat mental aku kuat lagi.”
Perjuanganan Fitri dan suami untuk mendapatkan keturunan tidak berhenti meskipun sudah berjalan selama sembilan tahun, “sampai sekarang masih berusaha untuk punya momongan,” ujar Fitri kemudian. Yang teranyar, Fitri dan suami berniat ingin melakukan program kehamilan di Negara Oman. “Waktu Mas Hendra assessment di Oman Air, HRD bilang, masih belum punya momongan ya. Nanti aku kenalin sama klinik di Oman. Kebetulan saudara pernah juga ke klinik itu dan berhasil punya momongan,” cerita Fitri.
Namun usaha Fitri dan suami masih tertunda akibat waktu yang kurang tepat. “Nah pas aku sempat ke Oman selama dua minggu, survei ke kliniknya itu, ternyata penempatan Mas Hendra di Doha (lokasi kerja) dipercepat. Di klinik itu (Oman) belum jalan, aku wes pindah ke Doha, di Doha aku belum punya link kan jadi tertunda lagi”, ujar Fitri.
Pada akhirnya Fitri dan suami harus ikhlas karena berpendapat sekuat apapun manusia berusaha, tetap yang jadi penentu adalah Tuhan. “Manusia itu cuma bisa berusaha, aku udah pontang pangting kesana kemari untuk berusaha punya anak. Tapi ternyata Aku ngga bisa ngatur Tuhan. Balik lagi Allah yang menentukan,” pungkas Fitri tegar.
AM
Discussion about this post